Jumat, 23 Maret 2012

MANUSIA DAN CINTA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
              Cinta kasih merupakan paduan dari dua kata yang mengandung arti psikologis yang amat dalam, dan penafsiran yang beragam dari sudut subyek dan obyeknya.
              Cinta kasih merupakan karunia dari Allah SWT kepada umatnya. Akan tetapi juga bisa menjadi bencana bila salah dalam memaknainya dan mengimplementasikannya dalam hidup sehari-hari.
              Cinta memainkan peranan penting dalam kehidupan manusia, sebab ia merupakan landasan kehidupan perkawinan, pembentukan keluarga dan pemeliharaan anak-anak. Ia adalah landasan hubungan erat di masyarakat dan pembentukan hubungan-hubungan manusiawi yang akrab. Ia adalah pengikat yang kokoh dalam hubungan antara manusia dengan tuhannya dan membuatnya ikhlas berkorban, ikhlas menyembah-Nya, mengikuti jalan-Nya, dan berpegang teguh pada syariat-Nya.

1.2 Rumusan masalah
          Dari uraian diatas maka dapat kita rumuskan beberapa masalah berkaitan dengan cinta kasih dalam perspektif al quran :
          1. Pandangan alquran tentang cinta kasih dalam semua demensi.
          2. Bagaimana mengemplementasikan cinta kasih dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan konsep al quran.


              .





BAB II
Mendefinisikan Cinta; Makna dan Hakikatnya

“Cinta lebih berarah ke konsep abstrak,
 lebih mudah dialami daripada dijelaskan”.
 (Ibnul Qoyyim )

”Cinta” sebuah nama yang sering dibicarakan orang, dari yang muda sampai yang tua. Banyak manusia mengatas namakan cinta untuk setiap prilakunya. Tapi apakah mereka mengerti apa makna di balik sebuah kata ”cinta”.
”Cinta” memang sebuah nama yang sangat simple dan mudah untuk diucapkan. Tapi tahu kah apa arti dari cinta tersebut. Sebuah fenomena yang luar biasa. Membuat yang sedih menjadi ceria, jahat menjadi baik, peperangan menjadi perdamaian, kebencian menjadi persaudaraan, pahit menjadi manis, luka menjadi sembuh, sakit menjadi sehat. Semua itu atas nama cinta. Dan ketika kata ”Cinta disalah gunakan maka kejadiannya juga bakal sebaliknya.
Cinta juga bisa berasal dari obsesi untuk mendapatkan sesuatu. Tapi itu bukan cinta, ia hanyalah alat untuk mendapatkan objek itu. Kata ”Cinta” mempunyai makna yang universal. Setiap insan mempunyai tanggapan sendiri tentang arti cinta. Dan setiap insan juga punya cara sendiri untuk mencintai.
Apa arti cinta itu sebenarnya? Cinta adalah sebuah ungkapan rasa sayang dan simpati kita kepada seseorang. Kata cinta juga diberikan dari kita kepada Sang Pencipta, sebagai tanda kalau kita amat membutuhkan dan menyanjungnya. Rasa cinta yang kita berikan menunjukkan bahwasanya kita sangat menyukainya dan ingin bersamanya. Kecemburuan sering terjadi jika seseorang yang kita cintai bersama oranglain. Itulah cinta, satu nama seribu makna
Cinta adalah sebuah perasaan yang ingin membagi bersama atau sebuah perasaan afeksi terhadap seseorang. Pendapat lainnya, cinta adalah sebuah aksi/kegiatan aktif yang dilakukan manusia terhadap objek lain, berupa pengorbanan diri, empati, perhatian, memberikan kasih sayang, membantu, menuruti perkataan, mengikuti, patuh, dan mau melakukan apapun yang diinginkan objek tersebut.

BAB III

Cinta Kasih Dalam Ajaran Agama

“Mencintai apa yang dicintai oleh kekasih
 adalah kesempurnaan cinta kepada sang kekasih”
(Ibnu al-Qayyim al-Jauziyah)

Dunia kita sekarang ini terbelenggu dengan materialisme dan tergoncang oleh hawa nafsu,vested interes,dan nafsu ananiyah ( individualisme ).Kita terus menghadapi pertarungan dan ditindih beban kehidupan materialistis yang penuh fitnah,kesewenang-wenangan,kebencian dan nafsu ananiyah.Kita sangat membutuhkan cinta islami  (mahabbah islamiyyah ) yang dapat mengantarkan kepada kedamaian,keamanan,dan keimanan serta persaudaraan yang suci.
Pemahaman orang modern bahwa cinta adalah kebebasan tanpa ikatan serta pelepasan nafsu hewaniyah telah menjerumuskan mereka dalam kehidupan yang penuh kegoncangan,individualistik,ketidaktenangan,dan belenggu nafsu.

Dalam Islam, cinta seseorang haruslah berlandaskan kepengikutan (ittibaâ) dan ketaatan. Sebagaimana firman-Nya,

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ  [آل عمران/31]

 "Katakanlah : ”Jika kamu benar-benar mencintai Allah, ikutilah aku (Rasulullah), niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu".(Qs. Ali Imran 31).

Salah satu cinta yang diajarkan Rasulullah SAW. diantaranya adalah, mencintai dan mengasihi sesama. Kecintaan ini, sebagaimana pernah dicontohkan beliau, tak pernah dibedakan antara Muslim dan non-Muslim. Bahkan, tidak dibenarkan jika kita tidak berbuat adil kepada suatu kaum misalnya, hanya karena benci kepada mereka Seperti dalam firman-Nya(QS Al Maidah 8 ).

Ajaran cinta Islami yang mesti disemaikan bukanlah sebatas sesama Muslim. Tetapi justru sesama manusia dan sesama makhluk. Rasulullah SAW. bersabda, "Hakikat seorang Muslim adalah, mencintai Allah dan Rasul-nya, sesamanya, serta tetangganya, melebihi atau sebagaimana ia cinta kepada dirinya sendiri" (HR. Imam Bukhari).

Kecintaan yang terekspresikan akan menjadi amal saleh buat pelakunya. Maka dari itu, kecintaan maupun kebaikan, meskipun baru tersirat dalam hati dan belum terlaksana, tetap akan mendapat pahala di sisi Allah. Sebaliknya, kebencian yang tersimpan dalam lubuk hati di samping sebuah kewajaran, juga tidak dicatat sebagai keburukan, hingga niatnya itu betul-betul dilakukan.

Mencintai Tuhan pada dasarnya adalah  mencintai manusia, mari menyitir kisah seorang sufi, Abu Ben Adhim. Suatu malam, Abu Ben Adhim terbangun dari mimpinya yang indah.
Dan ia lihat, di ruangan dalam cahaya terang rembulan, yang gemerlap ceria seperti bunga lili yang sedang merekah, seorang malaikat menulis pada kitab emas. Ketenteraman jiwa membuatnya berani berkata kepada sang Sosok di kamarnya, “Apa yang sedang kamu tulis?” Bayangan terang itu mengangkat kepalanya dan dengan pandangan yang lembut dan manis ia berkata, “Nama-nama mereka yang mencintai Tuhan.” “Adakah namaku di situ?” kata Abu. “Tidak. Tidak ada,” jawab malaikat. Abu berkata dengan suara lebih rendah, tapi tetap ceria, “Kalau begitu aku bermohon, tuliskan aku sebagai orang yang mencintai sesama manusia.” Malaikat menulis dan menghilang. Pada malam berikutnya ia datang lagi dengan cahaya yang menyilaukan dan memperlihatkan nama-nama yang diberkati cinta Tuhan. Aduhai! Nama Abu Ben Adhim diatas semua nama.
Abu Ben Adhim mungkin lahir di negara yang sekarang ini disebut Afganistan. Ia tidak begitu dikenal dibandingkan dengan teman senegaranya, Jalaluddin Balkhi (alias Rumi). Tetapi, keduanya menekankan pentingnya kecintaan kepada Tuhan sebagai hakikat keberagamaan.
Baik Abu Ben Adhim maupun Rumi percaya bahwa kita tidak bisa mencintai Tuhan tanpa mencintai sesama manusia. Mereka menegaskan kembali apa yang dikatakan Tuhan kepada hamba-Nya pada hari kebangkitan: pada hari kiamat, Tuhan memanggil hamba-hamba-Nya.
Ia berkata kepada salah seorang di antara mereka, “Aku lapar, tapi kamu tidak memberi makan kepada-Ku.” Ia berkata kepada yang lainnya, “Aku haus, tapi kamu tidak memberiku minum.” Ia berkata kepada hamba-Nya yang lainnya lagi, “Aku sakit, tapi kamu tidak menjenguk-Ku.” Ketika hamba-hamba-Nya mempertanyakan semuanya ini, Ia menjawab, “Sungguh si fulan lapar; jika kamu memberi makan kepadanya, kamu akan menemukan Aku bersamanya. Si fulan sakit; jika kamu mengunjunginya, kamu akan menemukan Aku bersamanya. Si fulan haus; jika kamu memberinya minum, kamu akan menemukan Aku bersamanya.” (Ibn Arabi sering mengutip hadis ini dalam Al-Futuhat al-Makkiyah).
Ketika seorang murid baru mengikuti tarekat, syaikh-nya akan mengajarinya untuk menjalankan tiga tahap latihan rohaniah selama tiga tahun. Ia baru diizinkan mengikuti Jalan Tasawuf, bila ia lulus melewatinya. Tahun pertama adalah latihan berkhidmat kepada sesama manusia. Tahun kedua beribadat kepada Tuhan, dan tahun ketiga mengawasi hatinya sendiri. Kita tidak bisa beribadat kepada Tuhan sebelum kita berkhidmat kepada sesama manusia. Menyembah Allah adalah berkhidmat kepada makhluk-Nya.

BAB IV
CINTA KASIH BERDASARKAN SUBYEK DAN OBYEKNYA


A. CINTA KEPADA ALLAH
            Allah adalah Nuur ( lihat QS Nur ayat 35).Sang pemberi cahaya ( kehidupan ).Dia Maha Besar,Maha Adil,dan Maha Sejahtera.Maka barang siapa yang mencintai kepada cahaya (petunjuk) dan kebenaran,keadilan dan kebaikan serta keselamatan dan kesejahteraan,berarti ia mencintai Allah,karena Dia adalah Maha Cinta.
          Puncak cinta manusia yang bening, jernih dan paling suci adalah cintanya kepada Allah dan kerinduannya kepada-Nya. ( lihat pada bab ”Cinta kasih dalam pandangan sufisme” )
Ibnul Qoyyim jauziyah dalam kitab Madarijus sholihin juz I halaman 99 mengatakan :
      ” Pokok ibadah adalah cinta kepada Allah,bahkan mengkhususkan cinta hanya kepada-Nya,tidak mencintai yang lain bersamanya.Iamencintai sesuatu hanya karena Allah dan jalan Allah”.
Dan sabda Rasululloh SAW :

 "Hakikat seorang Muslim adalah, mencintai Allah dan Rasul-nya, sesamanya, serta tetangganya, melebihi atau sebagaimana ia cinta kepada dirinya sendiri" (HR. Imam Bukhari).

           Allah juga mengancam orang-orang yang menyibukkan diri mencintai sesuatu, daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya.
قُلْ إِنْ كَانَ آَبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ [التوبة/24]
          Katakanlah :”Jika ayah-ayahmu,anak-anakmu,saudara-saudaramu laki-laki,isteri-isterimu dankeluargamu,kekayaan yang kamu peroleh,perdagangan yang kamu khawatirkan tidak laku,tempat tinggal yang kamu sukai itu semua lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasulnya dan jihad di jalan-Nya,maka tunggulah sampai Allah datang dengan perintah-Nya (adzabNya )”.( QS At Taubah 24 )
         Cinta yang ikhlas kepada Allah akan mendorong seseorang untuk mencintai sesama makhluk.Sebab semua yang wujud disekelilingnya adalah manifestasi-Nya yang membangkitkan kerinduan spiritualnya dan cintaNYA kepada Allah.

B. CINTA KEPADA RASULULLAH SAW
            Cinta kepada Rasulullah dalam islam menduduki peringkat kedua setelah cinta kepada Allah,karena Beliau adalah uswatun hasanah yang sempurna bagi seluruh umat manusia baik dalam akhlak,moral maupun sifat luhur lainnya.
            Beliaulah yang telah memperjuangkan nilai-nilai luhur sehingga aqidah yang murni dapat eksis diatas  bumi.dan telah membimbing makhluk menuju sang kholik.
Seperti  firman Allah 
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ [القلم/4]
Artinya : ”Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung”. (QS Al Qalam 4 )
            Cinta kepada Rasulullah diwujudkan dengan selalu mengikuti ajaran- ajaranya dan menjadikannya sebagai suri tauladan dalam kehidupan sehari-hari.Karena Beliau adalah junjungan,kekasih,dan penolong kita.Dan Beliau adalah manusia pilihan yang diutus kepada semua umat manusia sebagai rahmat buat mereka.

C. CINTA KASIH ORANG TUA
             Anak adalah buah dari cinta kasih dari suami istri dalam sebuah rumah tangga. Status suami dan istri adalah rahmat Allah, yang mulia dan penuh makna sebagai wujud dari rasa kasih sayang,perasaan ketertarikan,serta keterikatan bathin dan hati antara satu dengan yang lainnya.
             Sehingga ikatan yang kuat antara ayah ibu sebagai orang tua dengan anak-anaknya merupakan bentuk hubungan antar manusia yang paling teguh dan mulia,sebagai upaya menjaga kelangsungan hidup dan memantapkan eksistensi manusia.
وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (20) وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21) [الروم/20، 21[
             ”Dan diantara tanda-tanda kekuasaanya adalah menciptakan untukmu isteri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya diantaramu rasa kasih sayang”.( QS Ar-Rum 21 )
             Sebagian mufassir berpendapat bahwa mawaddah ( cinta ) dan rahmat adalah anak yang memperkuat hubungan antara suami istri sehingga lebih damai dan tentram.
Ikatan keluarga dalam islam merupakan permulaan kelompok sosial.dimana didalamnya tumbuh cinta kasih yang takkan pernah padam. Dan untuk itulah allah bukannya  mewajibkan untuk menjaga kepentingan anak, tetapi seorang anak diperintahkan untuk menjaga kepentingan orang tua. 
وَوَصَّيْنَا الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ [لقمان/14[
Artinya :
           “Dan kami perintahkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada orang tuanya, ibunya telah mengandungnya dalam keaadaan payah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku lah kembalimu”.( QS Lukman 14 )
           Karena itulah cinta kasih anak dan kedua orang tua adalah sifat yang ditanamkan Allah kepada keduanya. Dan mempunyai makna bahwa hubungan famili dan perasaan kasih sayang adalah amat mulia dalam kehidupan seorang manusia diatas dunia.

D. CINTA DIRI
           Al quran mengungkapkan tentang cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri dalam bentuk kecenderungan untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya sendiri, dan menghindari darh perkara yang membahayakan keselamatan dirinya.Firman Allah :
وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لَاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلَّا نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ [الأعراف/188]
Artinya :
          ”Dan sekiranya aku mengetahui yang ghoib, tentunya aku akan memperbanyak  kebaikan  bagi  diriku sendiri dan aku tidak akan ditimpa suatu kemudharatan..”.( QS Al A’raf 188 )
          Diantara gejalanya lagi adalah kecintaan terhadap harta untuk kesenangan dan kemewahan hidupnya.
وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ [العاديات/8]
Artinya :
          ”Dan sesungguhnya dia amat mencintai kepada harta.”.( QS AL Adiyat 8 )
          Gejala lain tentang kecintaan manusia adalah keegoisan dirinya, seperti yang terdapat dalam ayat-ayat berikut ini :
لَا يَسْأَمُ الْإِنْسَانُ مِنْ دُعَاءِ الْخَيْرِ وَإِنْ مَسَّهُ الشَّرُّ فَيَئُوسٌ قَنُوطٌ [فصلت/49]
Artinya :
         ”Manusia tidak jemu-jemunya mohon kebaikan, tetapi jika mereka ditimpa mala petaka, dia menjadi putus asa lagai putus harapan”.( QS Fusshilat 49 )
إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا [المعارج/19]
Artinya :    
         ”Sesungguhnya mnusia diciptakan  bersifat keluh keasah lagi kikir. Apabila ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir”. ( QS Al Maarij 19-21 )
      Namun cinta pada diri sendiri  hendaknya tidak berlebihan, dan harus diimbangi dengan cinta pada sesama dan berbuat kebajikan  kepada mereka.

F. CINTA KEPADA SESAMA MANUSIA
          Supaya hidup manusia itu penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, maka ia harus membatasi dirinya dalam mencintai dirinya dan juga egoismenya. Dan harus menyeimbangkan dirinya dengan mencintai dan menyayangi sesama manusia. Hal ini diisyarahkan oleh allah dalam terusannya ayat-ayat alquran diatas, dengan cara memberikan zakat, bersedekah kepada faqir miskin dan para peminta-minta dan juga bertakwa kepada-Nya. Dengan demikian ia bisa menyeimbangkan antara cinta kepada dirinya sendiri  dan cintanya pada orang lain dan bisa merealisasikan kebaikan individu dan masyarakat.

إِنَّ الْإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوعًا (19) إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوعًا (21) إِلَّا الْمُصَلِّينَ (22) الَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَاتِهِمْ دَائِمُونَ (23) وَالَّذِينَ فِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ مَعْلُومٌ (24) لِلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ (25) وَالَّذِينَ يُصَدِّقُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ (26) وَالَّذِينَ هُمْ مِنْ عَذَابِ رَبِّهِمْ مُشْفِقُونَ (27) [المعارج/19-27]
Artinya :
         ” Sesungguhnya manusia itu diciptakan Allah bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia ia berkeluh kesah, tetapi apabila mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat, dan orang-orang yang dalam hartanya tersedia bagian tertentu untuk orang miskin yang meminta-minta dan orang miskin yang tidak maminta-minta, dan orang-orang yang mempercayai hari pembalasan, dan takut  kepada adzabnya”. (QS al Maarij 18-27 ).

G. CINTA SEKSUAL
           Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab dengannya bisa lestari sebuah hubungan suami istri dan bisa langgeng sebuah kasih sayang.
 وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (20) وَمِنْ آَيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21) [الروم/20، 21]
Artinya :
          ”Dan diantara tanda-tanda kekuasannya adalah menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan  dijadikan diantaramu kasih sayang.sesungguhnya yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mau berpikir”. ( QS Arrum 21 )
         Dorongan seksual juga yang mendorong terbentuknya sebuah keluarga. Dan dari keluarga terbentuk masyarakat dan bangsa. Dan islam menyerukan pengendalian dan penguasaan cinta ini lewat pemenuhan dorongan tersebut dengan cara yang sah yaitu perkawinan.
        Dengan demikian bumipun menjadi ramai,bangsa-bangasa saling mengenal,kebudayan berkembang,dan ilmu pengetahuan dan industri menjadi maju.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا... [الحجرات/13[
Artinya :  ”Hai manusia sesungguhnya kami telah menciptakan kamu darai seseorang laki-laki dan seorang permpuan,dan menjadikan kamu berbangsa –bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal .....”( QS al Hujurat 13 )


BAB V
CINTA MENURUT PANDANGAN SUFI

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا مَنْ يَرْتَدَّ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللَّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ... [المائدة/54]
Artinya :
           ” Hai orang-orang yang beriman barang siapa diantara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan mereka mencintai-Nya”   (QS al Maidah 54 )
           Cinta menurut sufi adalah kondisi yang mulia yang telah disaksikan Allah melalui cinta itu bagi si hamba,dan Dia telah mempermaklumkan cinta-Nya kepada si hamba pula.Jadi mahabbah adalah kehendak-Nya untuk menghkhususkan si hamba pada suatu kedekatan ruhani yang luhur.
          Ungkapan tentang cinta banyak ragamnya diantaranya :
* Hubb adalah nama bagi kemurnian cinta kasih,sebab oraaang arab mengatakan gigi yang paling putih adalah habab al asnan.
* Hubb adalah gelembung.jadi cinta adalah menggelembungnya hati ketika ia haus dan berputus asa untuk segera ketemu dengan sang kekasih.
* Hubb adalah air bah besar.karena kepedulian yang amat besar bagaikan air bah daricita hati.
* Hubb adalah keteguhan dan kemantapan.yang berarti sang pecinta selalu teguh hatinya,dan tidak menggerakkan hatinya, jauh dari mengingat sang kekasih.
* Hubb adalah berasal dari kata hibbah yang artinya biji-bijian yang tersimpan,karena cinta adalah suatu yang tersimpan dalam hati.
* Hubb adalah keempat sisi tempat air yang menanggung beban bwerat air.jadi cinta adalah memikulmbeban dario yang dicintai dari segala hal yang luhur maupun hiona.
* Cinta adalah berasal dari kata hibb yang artinya  tempat yang didalamnya ada air,yang bila sudah penuh maka tidak ada tempat bagi yang lainnya.
            Cinta dalam ungkapan para sufi diantaranya :
* Abu yazid al Busthami : Cinta adalah membebaskan hal-hal sebesar apapun yang datang darimu, dan membesarkan hal-hal yang kecil yang datang dari kekasihmu.
* Al junaid : Cinta adalah merasuknya sifat-sifat sang kekasih sehingga mengambil alih sifat-sifat pecinta.
* Abu Ali Rahmat Arrdzbari : Cinta adalahberkesesuaian dengan sang kekasih.
* Abu Abdullah Al Qurasyi : Cinta adalah memberikan segenap dirimu kepada nsang kekasih,sehingga tak sesuatupun tersisa.
* Dulaf Assyibilli : Cinta adalah melenyapkan segala sesuatu selain sang kekasih.
     Bagi para sufi cinta berarti meninggalkan kehendak nafsu dan melekatkan diri dzikir kepada Allah,mengukuhkan diri dalam melaksanakan perintah dengan kesadaran terus menerus akan kebersamaanNya.Karena dia sudah lenyap pada yang dicintainya.

BAB VI
KESIMPULAN
         Cinta kasih dalam al quran adalah merupakan hal sangat urgen dalam hidup manusia.Karena cinta kasih menjadi pondasi yang menentukan kokoh atau tidak kokohnya suatu hubungan baik hablum minallah maupun hablum minannas.
         Islam juga menempatkan subyek dan obyek cinta kasih pada proporsinya,dengan menempatkan cinta kepada Allah dan Rasulnya pada piramida cinta yang tertinggi.
Rumusan tentang cinta kasih dalam agama,bersumber dari alquran dan al hadist,yang tentu hasil rumusannya berbeda dengan rumusannya orang-orang yang menganut paham sekular.
        Rumusan tentang cinta kasih yang lebih mendalam,bisa kita temukan kajiannya dalam mistisme islam.Dan kami persilahkan Anda untuk mengkajinya sendiri lebih jauh dalam kitab-kitab sufi.

DATAR PUSTAKA

1.      Drs.H. Rohiman Notowidagdo, Ilmu budaya dasar menurut alquran dan    al  Hadis, PT Raja Grafindo Persada JAKARTA
2.      Al Quran dan terjemahannya
3.      M.Habib Mustopo, Ilmu Budaya Dasar, Kumpulan essay-manusia dan budaya CV Usaha Nasional, Surabaya Indonesia
4.      Imam Al Qusyairy An Naisabury, Risalatul Qusyairiyah, CV Risalah Gusti Surabaya
5.      Majalah Justisia, Edisi 23 Th.XI 2003

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls