Jumat, 23 September 2011

Kebutuhan Manusia Terhadap Agama Makalah PAI Semester II

Di Susun oleh :
Moh. Duhri

KEBUTUHAN MANUSA TERHADAP AGAMA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.
Bermula dari hadis Nabi Muhammad S.A.W :
حدَّثنا آدَمُ حدَّثَنا ابنُ أبي ذِئبٍ عنِ الزُّهريِّ عن أبي سلَمةَ بنِ عبدِ الرحمنِ عن أبي هريرةَ رضي اللّهُ عنه قال: قال النبيُّ صلى الله عليه وسلّم «كلُّ مولودٍ يولَدُ على الفِطرةِ ، فأبَواهُ يُهوِّدانهِ أو يُنصِّرانِه أو يُمجِّسانِه، كمثَل البهيمةِ تُنْتَجُ البَهيمةَ، هل تَرَى فيها جَدْعاءَ» ( رواه البخاري )
Dari Adam dari Ibnu Abi Dzi’bi dari Zuhriy dari Abi Salamah bin Abdir Rohman dari Abi Huroiroh RA: Nabi pernah bersabda : Sumua manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian kedua orang tuanyalah yang membuat ia beragama yahudi atau nashrani atau majusi, seperti halnya hewan juga mempunyai anak hewan, niscaya kamu akan menemukannya dalam keadaan sempurna. ( HR. Bukhori )[1]
Marilah kita lihat komentar ulama yang antara lain semacam ini :
فِطْرَةُ الدِّينِ: أَوْدَعَ اللَّهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى كُلَّ وَاحِدٍ مِنْ الْبَشَرِ عِنْدَ خَلْقِهِ وَوِلَادَتِهِ فِطْرَةً سَلِيمَةً يُمْكِنُ أَنْ تُوَجِّهَهُ إلَى طَرِيقِ الْهِدَايَةِ, وَتَصِلَ بِهِ إلَى سَبِيلِ الرَّشَادِ, وَذَلِكَ إنْ لَمْ تُشِبْهَا الشَّوَائِبُ, وَدَلِيلُ ذَلِكَ مَا رَوَاهُ أَبُو هُرَيْرَةَ رضي الله تعالى عنه قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: {مَا مِنْ مَوْلُودٍ إلَّا يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ, فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ كَمَا تُنْتَجُ الْبَهِيمَةُ بَهِيمَةً جَمْعَاءَ هَلْ تُحِسُّونَ فِيهَا مِنْ جَدْعَاءَ}. وَقَالَ الْقُرْطُبِيُّ فِي تَفْسِيرِ قوله تعالى: {فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا} قَالَ طَائِفَةٌ مِنْ أَهْلِ الْفِقْهِ وَالنَّظَرِ: الْفِطْرَةُ هِيَ الْخِلْقَةُ الَّتِي خَلَقَ اللَّهُ عَلَيْهَا الْمَوْلُودَ فِي الْمَعْرِفَةِ بِرَبِّهِ, فَكَأَنَّهُ قَالَ, كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى خِلْقَةٍ يَعْرِفُ بِهَا رَبَّهُ إذَا بَلَغَ  مَبْلَغَ الْمَعْرِفَةِ. وَجَاءَ فِي شَرْحِ الْعَقِيدَةِ الطَّحَاوِيَّةِ: يَظْهَرُ لِكُلِّ عَاقِلٍ أَنَّ لِهَذَا الْوُجُودِ خَالِقًا, وَإِنَّمَا ذَلِكَ بِالْفِطْرَةِ الَّتِي فُطِرَ النَّاسُ عَلَيْهَا.
Watak alami manusia dalam beragama : Allah SWT. telah memberikan setiap manusia sejak kelahirannya watak alami  yang benar yang bisa digunakan untuk menempuh jalan menuju petunjuk dari Tuhan, dan dengan watak tersebut manusia mampu menempuh jalan yang benar menuju Tuhannya, hal itu bisa mungkin terjadi jika tidak ada aral yang menghalangi, bukti dari hal ini adalah hadis yang diriwayatkan oleh Abi Huroiroh, Nabi pernah bersabda : manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah, kemudian kedua orang tuanyalah yang membuat ia beragama yahudi atau nashrani atau majusi, seperti halnya hewan juga mempunyai anak hewan, niscaya kamu akan menemukannya dalam keadaan sempurna, apakah kamu melihat telinganya berlubang (di tindik=jawa red). (HR. Bukhori).  Imam Qurthubi dalam tafir Al-Qurthubi berpendapat tentang firmal Allah S.W.T. Yang artinya : (Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. [[2]].) Segolongan ulama ahli fiqh dan ahli fikir berpendapat: yang dimaksud dengan fitrah adalah kejadian  yang telah diciptakan Alloh S.W.T. yang terdapat pada seorang manusia untuk mengetahui tuhannya. Seakan-akan kelompok ini berpendapat bahwa setiap manusia dilahirkan dalam keadaan mengetahui tuhannya ketika dia sudah mencapai waktu untuk mengetahuinya. Dan Imam At-Thohawi berpendapat : sudah jelas bagi semua orang yang berakal sehat bahwa segala sesuatu yang ada ini pasti ada yang menciptakan, hal itu bisa dia ketahui melalui fitrah  yang ada pada tiap-tiap manusia.[3]
            Selanjutnya membahas manusia dalam menemukan Tuhannya menemukan aral dan tidak, kita bahas bersama :

B. Rumusan Masalah

Yang dijadikan pokok permasalahan dalam hal ini adalah :
a.       Pengertian agama
b.      Latarbelakang manusia mencari agama
c.       Sumber-sumber ajaran agama
d.      Kenapa manusia butuh agama

C. Tujuan

a.       Agar mengetahui Pengertian agama
b.      Agar mengetahui Latarbelakang manusia mencari agama
c.       Agar mengetahui Sumber-sumber ajaran agama
d.      Agar mengetahui Kenapa manusia butuh agama
D. Manfaat Pembahasan
Bagi Peneliti :
1)                   Untuk dijadikan sebagai sumbangan pemikiran pada semua pihak.
2)                   Untuk menjadi salah satu koleksi pengetahuan di dalam otak yang mudah-mudahan bermanfaat.
Bagi Pembaca :
Dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan dapat menumbuhkan suatu ide tertentu.





BAB II
PEMBAHASAN
I. PENGERTIAN AGAMA
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata agama. Namun akan sedikit sulit mendefenisikan pengertian agama itu sendiri. Hal tersebut diakui sendiri oleh Mukti Ali, salah seorang pakar ilmu perbandingan agama di Indonesia yang mengatakan; “Barangkali tak ada kata yang paling sulit diberikan pengertian dan defenisi selain dari kata agama.”
Menurut Mukti Ali, terdapat tiga argumentasi yang dapat dijadikan alasan dalam menanggapi statemen tersebut. Pertama karena pengalaman agama adalah soal batin dan subjektif. Kedua barangkali tidak ada orang yang begitu semangat dan emosional daripada membicarakan agama. Karena itu, membahas arti agama selalu dengan emosi yang kuat dan yang  ketiga konsepsi tentang agama akan dipengaruhi oleh tujuan orang yang memberikan pengertian agama.
Mohammad Natsir pernah mengatakan agama adalah hal yang disebut sebagai problem of ultimate concern, suatu problem kepentingan mutlak, yang berarti jika seseorang membicarakan soal agamanya maka ia tidak dapat tawar menawar. Namun begitu bukan berarti agama tidak dapat diberikan pengertian secara umum. Dalam memberikan defenisi tersebut, para ahli menempuh beberapa cara; Pertama dengan menggunakan analisis etimologis, yaitu menganalisis konsep bawaan dari kata agama atau kata lainnya yang digunakan dalam arti yang sama. Kedua, analisis deskriptif, menganalisis gejala atau fenomena kehidupan manusia secara nyata.
a. Agama secara bahasa
Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya daripada religi dan agama. Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan Tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan kepada Islam saja.
Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna sama seperti pendapat Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaan hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sanskerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa Melayu (nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukkan darimana, bagaimana dan hendak kemana hidup manusia di dunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa Belanda) atau religion (bahasa Inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang Barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa Arab yang berarti undang-undang atau hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapat hukuman atau balasan jika ditinggalkan.
Dari beberapa defenisi tersebut, akhirnya Harun Nasution mengumpulkan bahwa inti sari yang terkandung dalam istilah-istilah diatas ialah ikatan agama memang mengandung arti ikatan yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan ini mempunyai pengaruh besar sekali terhadap kehidupannya sehari-hari. Ikatan itu berasal dari suatu kekuatan yang lebih tinggi dari manusia, ikatan ghaib yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra.
Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi, din): (1) merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia  untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera; (2) bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati. (3) aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.
b. Agama secara istilah
Secara terminologi dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya.  Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya  terdapat pada surat Al-Maidah ayat 3 yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu Islam. Surat Al-Kafirun ayat 1-6 mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13 mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah. Dalam surat As-Syura ayat 21 Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat. Konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh Tuhan. Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia.
Selanjutnya karena demikian banyaknya defenisi sekarang agama yang demikian para ahli. Harun Nasution mengatakan dapat diberi defenisi sebagai berikut :
1.      Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan ghaib yang harus dipatuhi.
2.      Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang menguasai manusia.
3.      Mengikatkan diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada suatu sumber yang berada diluar diri manusia yang mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
4.      Kepercayaan pada suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan cara hidup tertentu.
5.      Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal di kekuatan ghaib.
6.      Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber pada suatu kekuatan ghaib.
7.      Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dan perasaan lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam sekitar manusia.
8.      Ajaran yang berikan Tuhan kepada manusia melalui seorang rasul.
Berdasarkan uraian tersebut kita dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa agama adalah ajaran yang berasal dan Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, yang didalamnya mencakup unsur emosional dan kenyataan bahwa kebahagiaan hidup tersebut bergantung pada adanya hubungan yang baik dengan kekuatan ghaib tersebut.

II. LATARBELAKANG PERLUNYA MANUSIA MENCARI AGAMA
Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang melatar belakangi perlunya manusia terhadap agama. Alasan tersebut secara singkat dapat dikemukakan sebagai berikut.
1.      Fitrah Manusia
Dalam bukunya berjudul prospektif manusia dan agama, Murthada Muthahhari mengatakan bahwa disaat berbicara tentang para Nabi Imam Ali as. Menyebutkan bahwa mereka diutus untuk mengingat manusia kepada manusia yang telah diikat oleh fitrah manusia, yang kelak mereka akan dituntut untuk memenuhinya. Perjanjian itu tidak dicatat diatas kertas melainkan dengan pena ciptaan Allah dipermukaan terbesar dan lubuk fitrah manusia, dan diatas permukaan hati nurani serta dikedalaman perasaan batiniah.
Kenyataan bahwa manusia memiliki fitrah keagamaan tersebut buat pertama kali ditegaskan kepada agama islam, yakni bahwa agama adalah kebutuhan fitri manusia, sebelumnya, manusia belum mengenal kenyataan ini. Baru dimasa akhir-akhir ini muncul beberapa orang yang menyerukan dan mempopulerkannya. Fitri keagamaan yang ada pada diri manusia inilah yang melatar belakangi perlunya manusia kepada agama, oleh karenanya ketika datang wahyu Tuhan yang menyeru manusia agar beragama, maka seruan tersebut memang amat sejalan dengan fitrahnya hal tersebut.
Dalam konteks ini kita misalnya membaca ayat yang berbunyi :
فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا فِطْرَةَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ [الروم/30]
Artinya ;
 “Hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia sesuai dengan fitrah itu (QS.Al-rum : 30)
Setiap ciptaan Allah dicipakan dengan mempunyai fitrahnya sendiri-sendiri.
Kesimpulannya bahwa latar belakang perlunya manusia pada agama adalah karena dalam diri manusia sudah terdapat potensi untuk beragama. Potensi yang beragama ini memerlukan pembinaan, pengarahan, pengambangan dan seterusnya dengan cara mengenalkan agama kepadanya.
2.      Kelemahan dan Kekurangan Manusia.
Faktor lainnya yang melatar belakangi manusia memerlukan agama adalah karena disamping manusia memiliki berbagai kesempurnaan juga memiliki kekurangan .
Walaupun manusia itu dianggap sebagai makhluk yang terhebat dan tertinggi dari segala makhluk yang ada di alam ini, akan tetapi mereka mempunyai kelemahan dan kekurangan karena terbatasnya kemampuan M. abdul alim Shaddiqi dalam bukunya “Quesk For True Happines” menyatakan bahwa keterbatasan manusia itu terletak pada pengetahuannya hanyalah tentang apa yang terjadi sekarang dan sedikit tentang apa yang telah lampau. Adapun tentang masa depan yang sama sekali tidak tahu, oleh sebab itu kata beliau selanjutnya hukum apapun yang dapat dibuat oleh manusia tentang kehidupan insani adalah berdasarkan pengalaman masa lalu. Selanjutnya dikatakan disamping itu manusia menjadi lemah karena di dalam dirinya ada hawa nafsu yang selain mengajak kepada kejahatan, sesudah itu ada lagi iblis yang selain berusaha menyesatkan manusia dari kebenaran dan kebaikan. Manusia hanya dapat melawan musuh-musuh ini hanyalah dengan senjata agama.
Allah menciptakan manusia dan berfirman “bahwa manusia itu telah diciptakan-nya dengan batas-batas tertenu dan dalam keadaan lemah.
إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ [القمر/49]
Artinya : “Sesungguhnya tiap-tiap sesuatu (terasuk manusia) telah kami ciptakan dengan ukuran (batas) tertentu (QS. Al-Qomar : 49)
Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dirinya dan keluar dari kegagalan-kegagalan tersebut tidak ada jalan lain kecuali dengan wahyu akan agama .
3. Tantangan Manusia
Faktor lain yang menyebabkan manusia memerlukan agama adalah karena manusia dalam kehidupannya senantiasa menghadapi berbagai tantangan, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam. Tantangan dari dalam berupa dorongan hawa nafsu dan bisikan setan. Sedangkan yang datang dari luar dapat berupa rekayasa dan upaya-upaya yang dilakukan manusia yang secara sengaja berupa ingin memalingkan manusia dari Tuhan. Mereka dengan rela mengeluarka biaya, tenaga, dan fikiran yang dimanifestasikan dalam berbagai bentuk kebudayaan yang didalamnya mengandung misi menjauhkan manusia dari tuhan. Allah berfirman dalam Al-Qr’an Surat Al-Anfal : 36
Yang artinya : “sesungguhya orang-orang yang kafir itu menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah”.(QS.Al-Anfal:36)
Orang-orang kafir itu sengaja mengeluarkan biaya  yang tidak sedikit untuk mereka gunakan agar orang-orang mengikuti keinginannya. Berbagai bentuk budaya, hiburan, obat-obat terlarang dan lain sebaginya dibuat dengan sengaja. Untuk itu, upaya membatasi dan membentengi manusia adalah dengan mengajarkan mereka agar taat menjalankan agama. Godaan dan tantangan hidup demikian itu, saat ini meningkat, sehingga uapaya mengagamakan masyarakat menjadi penting.

III. SUMBER-SUMBER AJARAN AGAMA
Sumber ajaran agama
1.      Kitab suci agama masing-masing
Kitab suci yang dimaksud di sini adalah buku yang didalamnya terkumpul firman-firman tuhan. Kekuatan kitab suci ini sejak pembawa agama masih hidup sampai setelah kewafatannya.
2.      Pembawa agama
Hal ini berlaku secara langsung ketika pembawa agama masih hidup dan menyampaikan ajarannya kepada orang-orang disekitarnya.
3.      Kitab keagamaan masing-masing
Kitab ini biasanya berupa kumpulan dari sabda, prilaku dan ketetapan dari pembawa agama. Dan dapat berfungsi sepenuhnya setelah pembawa agama telah wafat.

Di Indonesia banyak di kenal bermacam-macam kepercayaan atau agama, akan tetapi agama yang diakui di Indonesia ( saat penulisan makalah ini ) hanya ada lima, antara lain Islam, Kristen Protestan dan Katolik, Hindu, Buddha dan Kong Hu Cu.


A.Islam
Islam adalah Agama yang mengimani satu tuhan, Islam secara bahasa (secara lafadz) memiliki beberapa makna. Islam terdiri dari huruf dasar (dalam bahasa Arab): "Sin", "Lam", dan "Mim". Beberapa kata dalam bahasa Arab yang memiliki huruf dasar yang sama dengan "Islam", memiliki kaitan makna dengan Islam.
Islam secara bahasa adalah : Islamul wajh (menundukkan wajah), Al istislam (berserah diri), As salamah (suci bersih), As Salam (selamat dan sejahtera), As Silmu (perdamaian), dan Sullam (tangga, bertahap, atau taddaruj).
Secara istilah, Islam berarti wahyu Allah, diin para nabi dan rasul, pedoman hidup manusia, hukum-hukum Allah yang ada di dalam Al Qur'an dan As Sunnah, dan dia merupakan jalan yang lurus, untuk keselamatan dunia dan akhirat.
1.      Nama kitab suci Agama Islam         : Al-Qur'an.
2.      Nama pembawa Ajarannya                         : Nabi Muhammad SAW ( 570 – 632 M )
3.      Permulaan                                                               : Kurang/lebih 1400 tahun lalu.
4.      Nama tempat peribadatan               : Masjid.
5.      Hari besar keagamaan                                 : Tahun Baru Hijriah, 10 ‘Asyura, Maulud Nabi, Isra' Mi'raj, Nuzulul Qur' an, Idul Fitri dan Idul Adha.
B. Kristen Protestan dan Katolik
Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasarkan pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristus atau Isa Almasih. Agama kristen ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gereja dan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia.
Protestan adalah sebuah mazhab dalam agama Kristen. Mazhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin Luther pada tahun 1517 dengan 95 dalil nya.
Kata Protestan sendiri diaplikasikan kepada umat Kristen yang menolak ajaran maupun otoritas Gereja Katolik.
Kata Katolik sebenarnya bermakna "universal" atau "keseluruhan" atau "umum" (dari ajektiva Bahasa Yunani (katholikos) yang menggambarkan sifat gereja yang didirikan oleh Yesus Kristus.
1.      Nama kitab suci Kristen Protestan dan Katolik        : Injil/alkitab
o        Katolik dan Ortodoks
§         Alkitab (termasuk Deuterokanonika)
o        Protestan
§         Alkitab
2.      Nama pembawa Ajaranya               : Isa / Yesus Kristus. ( 6 SM – 30 M )
3.      Permulaan                                                               : Kurang/lebih 2.000 tahun lalu.
4.      Nama tempat peribadatan               : Gereja.
5.      Hari besar keagamaan                                 : Natal, Jumat Agung, Paskah, Kenaikan Isa Almasih, dan Pantekosta.
C. Hindu
Agama Hindu Adalah agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini, Hindu dalam Bahasa Sanskerta artinya : Sanatana Dharma "Kebenaran Abadi", dan Vaidika-Dharma (Pengetahuan Kebenaran). Hindu adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Weda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM.
1.      Nama kitab suci Hindu                    : Weda, biasa juga disebut dengan nama Catur Veda, terdiri dari:
a. Rgveda
2.      Nama pembawa Ajaran                  : -                                                      (3102 SM - 1300 SM)
3.      Permulaan                                                   : Kurang lebih 5000 tahun lalu (Masa prasejarah).
4.      Nama tempat peribadatan   : Pura.
5.      Hari besar keagamaan                     : Nyepi, Saraswati, Pagerwesi, Galungan, dan Kuningan.
D.  Buddha
Buddha dalam Bahasa Sansekerta adalah : Mereka yang Sadar, Yang mencapai pencerahan sejati. dari perkataan Sansekerta: "Budh", untuk mengetahui, Buddha merupakan gelar kepada individu yang menyadari potensi penuh untuk memajukan diri dan yang berkembang kesadarannya. Dalam penggunaan kontemporer, sering digunakan untuk merujuk Siddharta Gautama, guru agama dan pendiri Agama Buddha dianggap "Buddha bagi waktu ini". Dalam penggunaan lain, ia merupakan tarikan dan contoh bagi manusia yang telah sadar.
Penganut Buddha tidak menganggap Siddharta Gautama sebagai sang hyang Buddha pertama atau terakhir. Secara teknis, Buddha, seseorang yang menemukan Dharma atau Dhamma (yang bermaksud: Kebenaran; perkara yang sebenarnya, akal budi, kesulitan keadaan manusia, dan jalan benar kepada kebebasan melalui Kesadaran, datang selepas karma yang bagus (tujuan) dikekalkan seimbang dan semua tindakan buruk tidak mahir ditinggalkan).
1.      Nama kitab suci Buddha                 : Tri Pitaka.
2.      Nama pembawa Ajarannya                         : Sidharta Gautama. (563 SM - 483 SM)
3.      Permulaan                                                               : Kurang/lebih 2.500 tahun lalu.
4.      Nama tempat peribadatan               : Vihara.
5.      Hari besar keagamaan                                 : Waisak dan Katina.

E.   Kong Hu Cu
Kong Hu Cu atau Konfusius, adalah seorang guru atau orang bijak yang terkenal dan juga filsuf sosial Tiongkok, terkadang sering hanya disebut Kongcu (Hanzi, hanyu pinyin: Kongfuzi/Kongzi) (551 SM - 479 SM). Filsafahnya mementingkan moralitas pribadi dan pemerintahan, dan menjadi populer karena asasnya yang kuat pada sifat-sifat tradisonal Tionghoa. Oleh para pemeluk agama Kong Hu Cu, ia diakui sebagai nabi.
1.      Nama Kitab suci Kong Hu Cu        :
c.       Kitab Bakti
2.      Nama Pembawa Ajarannya             : Kong Hu Cu (551 SM - 479 SM)
3.      Permulaan                                                               : Kurang/lebih 2.500 tahun lalu.
4.      Nama Tempat Ibadahnya                : Klenteng/Vihara
5.      Hari besar Keagamaannya              : Sembayang kepada arwah leluhur, Tahun Baru Imlek, Ca Go Mek, Twan Yang, Twan Yang, Hari Tangcik / Sembayang Ronde dll .

IV. MENGAPA MANUSIA BUTUH AGAMA
Agama sangat penting dalam kehidupan manusia antara lain karena agama merupakan : 1) sumber moral, 2) petunjuk kebenaran, 3) sumber informasi tentang masalah metafisika, dan 4) bimbingan rohani bagi manusia, baik di kala suka maupun duka.
a. Agama Sumber moral
Dapat dimengerti, bahwa pentingnya agama dalam kehidupan disebabkan oleh sangat diperlukannya moral oleh manusia, padahal moral bersumber dari agama. Agama menjadi sumber moral, karena agama mengajarkan iman kepada Tuhan dan kehidupan akhirat, serta karena adanya perintah dan larangan dalam agama.
b. Agama Petunjuk Kebenaran
Sekarang bagaimana manusia mesti mencapai kebenaran? Sebagai jawaban atas pertanyaan ini Tuhan telah mengutus manusia pembawa agama dan dalam ajaran agama samawi pembawa agama tersebut di utus di berbagai masa dan tempat, sejak Nabi pertama yaitu Adam sampai dengan Nabi terakhir yaitu Nabi Muhammad SAW. Para pembawa agama ini ajaran agama untuk disampaikan kepada manusia. Dan hal ini sesungguhnya kebenaran yang dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
Dapat disimpulkan, bahwa agama sangat penting dalam kehidupan karena kebenaran yang gagal dicari-cari oleh manusia sejak dulu kala dengan ilmu dan filsafatnya, ternyata apa yang dicarinya itu terdapat dalam agama. Agama adalah petunjuk kebenaran. Bahkan agama itulah kebenaran, yaitu kebenaran yang mutlak dan universal.
c. Agama Sumber Informasi Metafisika
Sesungguhnya persoalan metafisika sudah masuk wilayah agama tau iman, dan hanya Tuhan saja yang mengetahuinya. Dan Tuhan Yang Maha Mengetahui perkara yang gaib ini dalam batas-batas yang dianggap perlu telah disampaikan kepada pembawa agama melalui firman Tuhan. Dengan demikian agama adalah sumber infromasi tentang metafisika, dan karena itu pula hanya dengan agama manusia dapat mengetahui persoalan metafisika. Dengan agamalah dapat diketahui hal-hal yang berkaitan dengan alam setelah kematian, alam akhirat, surga dan neraka, Tuhan dan sifat-sifat-Nya, dan hal-hal gaib lainnya.
Dapat disimpulkan bahwa agama sangat penting bagi manusia (dan karena itu sangat dibutuhkan), karena manusia dengan akal, dengan ilmu atau filsafatnya tidak sanggup menyingkap rahasia metafisika. Hal itu hanya dapat diketahui dengan agama, sebab agama adalah sumber informasi tentang metafisika.
d. Agama pembimbing rohani bagi manusia
Dalam Islam Nabi Muhammad SAW mengajarkan, hendaknya orang beriman bersyukur kepada Allah pada waktu memperoleh sesuatu yang menggembirakan dan tabah atau sabar pada waktu ditimpa sesuatu yang menyedihkan. Bersyukur di kala suka dan sabar di kala duka inilah sikap mental yang hendaknya selalu dimiliki oleh orang beriman. Dengan begitu hidup orang beriman selalu stabil, tidak ada goncangan-goncangan, bahkan tenteram dan bahagia, inilah hal yang menakjubkan dari orang beriman seperti yang dikatakan oleh Nabi. Keadaan hidup seluruhnya serba baik.
Bagaiman tidak serba baik, kalau di kala suka orang beriman itu bersyukur, padahal “ Jika engkau bersyukur akan Aku tambahi” , kata Allah sendiri berjanji (Ibrahim ayat 7). Sebaliknya, orang beriman tabah atau sabar di kala duka, padahal dengan tabah di kala duka ia memperoleh berbagai keutamaan, seperti pengampunan dari dosa-dosanya(H.R Bukhari dan Muslim), atau bahkan mendapat surga (H.R Bukhari), dan sebagainya. Bahkan ada pula keuntungan lain sebagai akibat dari kepatuhan menjalankan agama, seperti yang dikatakan oleh seorang psikiater, Dr. A.A. Brill, “Setiap orang yang betul-betul menjalankan agama, tidak bisa terkena penyakit syaraf. Yaitu penyakit karena gelisah risau yang terus-menerus.







BAB III
KESIMPULAN DAN PENTUTUP
a. Kesimpulan
Agama secara istilah adalah ajaran yang berasal dan Tuhan atau hasil renungan manusia yang terkandung dalam kitab suci dengan tujuan untuk memberi tuntunan dan pedoman hidup bagi manusia agar mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
Adapun sebab manusa membutuhkan agama sekurang-kurangnya ada tiga hal, yaitu  : Fitrah Manusia, Kelemahan dan Kekurangan Manusia dan Tantangan manusia
Sedangkan sumber ajaran agama diperoleh dari : Kitab suci agama masing-masing,  Pembawa agama, Kitab keagamaan masing-masing.
Sedangkan alasan manusia butuh agama antara lain : Sumber moral, Petunjuk kebenaran, Sumber informasi metafisika dan Pembimbing rohani bagi manusia
b. Pentutup
Manusia butuh agama bukan berarti sebaliknya. Namun Tuhan telah memenuhi kebutuhan manusia tersebut dengan mengutus pembawa agama. Semua agama mengajarkan kebaikan namun kebaikan bukan berarti kebenaran dan semua agama mengajarkan kebenaran namun kebenaran hanyalah satu, berarti semua agama mengajarkan kebaikan dan kebenaran dan yang benar hanyalah satu agama saja. Bila manusia belum menemukan kebenaran dalam agama yang di peluknya maka hanya ada dua kemungkinan, yaitu :
    1. Dia pandai sehingga mampu menemukan kekurangan atau kesalahan dalam agama yang dipeluknya.
    2. Dia bodoh sihingga tidak tau kebenaran dan kebaikan dalam agama yang dipeluknya.
Tidak satu agamapun yang membenarkan pemeluknya pindah ke agama lain, padahal Tuhan hanya satu yaitu tuhan yang mempunyai kekuasan mutlak dan itu berarti agama yang benar hanya satu.

DAFTAR PUSTAKA
Nata,Abdullah, DR. H. MA. Metodologi studi Islam, Jakarta 1998
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.
Yatimin Abdulloh, Muhammad. Drs. MA.Study Islam Kontemporer. Penerbit: Amzah, Jakarta th 2006



[1] Shohih Bukhori, Kitabul Janaa’izi, bab maa qiila fii aulaadil Musyrikin.
[2] Fitrah Allah: Maksudnya ciptaan Allah. manusia diciptakan Allah mempunyai naluri beragama Yaitu agama tauhid. kalau ada manusia tidak beragama tauhid, Maka hal itu tidaklah wajar. mereka tidak beragama tauhid itu hanyalah lantara pengaruh lingkungan.
[3] Mausuu’atul Fiqhiyyah Juz : 1 hal : 11671

1 komentar:

Pondok Tahfiz Nurul islam mengatakan...

Makasih atas Ilmu Yang Anda Sher....
Salam...?
Syamsuddin Best

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls